Contoh Uji Beda Rata-rata Sampel Berpasangan

Pada kesempatan kali ini, saya akan memberikan contoh uji beda rata-rata sampel berpasangan. Uji beda rata-rata sampel berpasangan digunakan untuk membandingkan dua kelompok yang berasal dari populasi yang sama dengan nilai rata-rata sebagai pembanding.

Berikut merupakan contoh mengenai uji rata-rata sampel berpasangan. Misalkan terdapat data tingkat pencapaian target pajak pada tahun 2011 dan tahun 2012. Ingin diketahui apakah terdapat perbedaan yang signifikan pencapaian target pajak daerah setelah adanya program penyuluhan pajak pada awal tahun 2012. Penelitian dilakukan di 20 sampel wilayah yang tercakup dalam daerah populasi. Nilai pencapaian pada kedua puluh wilayah tersebut dikumpulkan selama tahun 2011 dan tahun 2012 kemudian dibandingkan. Baik pada tahun 2011 maupun 2012, sampel wilayah yang digunakan adalah sama. Peneliti dalam hal ini hanya membandingkan tingkat pencapaian pada tahun yang berbeda. Berikut merupakan datanya:

Tabel 1. Data persentase pencapaian pajak terhadap target tahun 2011 dan 2012

Wilayah20112012
10,80,9
20,91,03
30,850,91
40,890,9
50,80,8
60,750,8
70,780,79
80,830,96
90,880,9
100,890,93
110,921,07
120,860,97
130,850,85
140,961,05
150,880,75
160,720,78
170,780,95
180,90,9
190,870,9
200,850,87

Langkah 1: Masukan data ke dalam SPSS

Langkah 2:

 

Uji Beda Proporsi Tidak Berpasangan

Berikut merupakan contoh uji beda proporsi tidak berpasangan pada perbandingan proporsi tingkat persetujuan antara masyarakat kota A dan kota B atas kebijakan pencabutan subsidi BBM oleh pemerintah.

SampelKota AKota B
1Tidak SetujuTidak Setuju
2SetujuSetuju
3SetujuSetuju
4Tidak SetujuTidak Setuju
5SetujuTidak Setuju
6SetujuSetuju
7SetujuSetuju
8SetujuSetuju
9Tidak SetujuTidak Setuju
10Tidak SetujuTidak Setuju
11SetujuTidak Setuju
12SetujuSetuju
13SetujuSetuju
14SetujuTidak Setuju
15SetujuSetuju
16SetujuSetuju
17SetujuSetuju
18Tidak SetujuTidak Setuju
19Tidak Setuju
20Tidak Setuju

Ingin diketahui apakah persentase masyarakat yang setuju dengan pencabutan subsidi BBM di kota A sama dengan kota B?

Jawab:

H0: PA = PB ; persentase masyarakat yang setuju dengan pencabutan subsidi di kota A sama dengan kota B

H1: PA ≠PB ; persentase masyarakat yang setuju dengan pencabutan subsidi di kota A sama dengan kota B

α = 5%

Metode Statistik yang cocok adalah independent

Langkah 1

Langkah 2

Langkah 3

Langkah 4

maka outputnya

kesimpulan

 

 

 

Tutorial Menghitung Ukuran Gejala Pusat Statistika

Saya akan menjelaskan bagaimana menghitung ukuran gejala pusat statistika. apa yang dimaksud dengan ukuran gejala pusat? ukuran gejala pusat adalah ukuran di mana data tersebut mengelompok. melalui ukuran gejala pusat ini, kita dapat melakukan justifikasi bahwa data memusat di sebuah angka.

Untuk kepentingan itu, berikut merupakan contoh data numerik yang akan dihitung bagaimana ukuran gejala pusat statistika-nya.

mahasiswaIndeks Prestasi
13,5
23,2
33,4
43,2
53,1
63,6
72,5
82,8
92,9
103,8
113
123,1
133,2
143,2
153,4
163,3
173,3
183,5
193,2
203,4

Langkah 1

langkah 2

langkah 3

langkah 4

Maka output yang akan keluar adalah:|

 

Tutorial Menghitung Ukuran Gejala Pusat Data Nominal dengan SPSS

Pada bagian sebelumnya telah dijelaskan apa yang dimaksud dengan ukuran gejala pusat. Pada bagian ini akan dijelaskan bagaimana menghitung ukuran gejala pusat data nominal.

langkah 1
tutorial prop1

langkah 2

langkah1

langkah 3

langkah2

langkah 4

langkah3

Maka output yang akan keluar adalah seperti berikut:


Berdasarkan output di atas maka dapat diketahui bahwa nilai gejala pusat dapat digambarkan dari nilai modusnya, nilai modusnya (nilai yang paling banyak muncul) adalah 1.  artinya sebagian besar dari mahasiswa adalah lulus pada ujian mata kuliah Statistika.

Sedangkan nilai dispersi yang cocok untuk data nominal adalah persentase. berdasarkan output di atas dapat diketahui nilai persentase sebesar 80% untuk mahasiswa yang lulus dan 20% untuk mahasiswa yang tidak lulus.

 

 

Tutorial Amos

berikut merupakan tutorial amos penjelasan mengenai penggunaan menu-menu pada amos:

 

1. Pilih gambar amosuntuk menggambar variablenya

2. Kemudian pilih amos2untuk gambar indikatornya

3.Pilihamos3untuk error di variable laten

4. Pilihamos4untuk garis hubungannya

5. Jika semua gambar sudah jadi dan lengkap jangan lupa masing2 gambar diberi   Label/Nama

6. Selanjutnya pilihamos5untuk memasukan datanya, datanya itu sudah dalam bentuk format SPSS

7. Untuk merapihkan gambarnya pilihamos6

8. Pilihamos7untuk run datanya

9. Jika sudah berhasil pilihamos8untuk melihat nilai-nilai nya agar muncul di gambar

10. Untuk melihat outputnya bisa klikamos9atau biasanya sudah tersimpan di drivenya