Alur Proses Jasa Olah Data Statistik

Saat ini banyak pihak yang dapat membantu kita dalam proses olah data statistik untuk penelitian. Sebagai akademisi kita kadang mengalami kendala dalam melakukan penelitian atau mengolah data hasil penelitian. Sebagai praktisi dalam bidang marketing, advertising atau bidang-bidang lain, sering kita membutuhkan insight dari sisi konsumen atau audiens kita. Oleh karen itu perlu melakukan sebuah penelitian.

Jika kita kendak menggunakan jasa olah data statistik untuk membantu penelitian kita. Ada beberapa hal yang perlu perhatikan dan wajib dimiliki oleh tim penyedia jasa olah data statistik. Mereka harus memahami alur-alur sebagai berikut:

Desain kuesioner

Tim penyedia jasa olah data statistik perlu memahami bagaimana mendesain sebuah kuesioner yang baik dan benar. Kuesioner merupakan sebuah alat ukur yang mewakili peneliti dalam mendapatkan informasi dari responden. Kuesioner yang baik adalah kuerioner yang difahami oleh responden seperti apa yang dipikirkan oleh pembuat kueseioner. Kuesioner yang baik harus mampu menggali informasi yang dibutuhkan oleh peneliti dan objektif. Agar kuesioner dapat mengukur secara tepat dan komprehensif, maka penyusun kuesioner perlu memahami secara konsep dari variabel yang ingin diukur. Berdasarkan kerangka konsep tersebut, kita perlu membuat indikator-indikator konsep menjadi lebih terukur. Proses selanjutnya adalah menuangkan indikator-indikator tersebut menjadi bahasa yang sederhana yang mudah difahami oleh semua responden dalam bentuk pertanyaan atau pernyataan kuesioner.

Validasi kuesioner

Validasi kuesioner dilakukan untuk mengetahui apakah kueseioner yang disusun sudah layak atau tidak untuk disebarkan ke seluruh sampel penelitian. yang menjadi acuan sebuah kueseioner dianggap layak adalah ketika kuesioner memenuhi unsur validitas atau isi kuesioner dapat difahami dengan baik oleh responden. Kedua kuesioner harus memenuhi unsur reliabilitas yaitu memiliki tingkat konsistensi jawaban responden jika dilakukan pada waktu dan tempat yang berbeda.

Untuk menguji validitas kuesioner biasanya peneliti melakukan pilot test terhadap beberapa responden untuk mengujicobakan kuesioner. Jumlah responden tidak perlu sebanyak sampel. 30% dari total responden dianggap sudah cukup. Validasi dilakukan guna mengurangi resiko kuesioner tidak valid dan reliabel. Sementara kuesioner telah disebarkan ke semua responden. Tentu keadaan tersebut tidak diinginkan karena dapat menghabiskan biaya dan waktu.

Penyebaran kuesioner

Hal yang terpenting dari penyebaran kuesioner adalah sampling yang tepat. Kuesioner harus sampai kepada target responden yang dapat mewakili keseluruhan populasinya. Jika tidak tepat maka kuesioner hanya akan mewakili sebagian dari populasi. Dengan demikian kesimpulan yang diambil pun menjadi bias.

Kedua, kita sebagai peneliti perlu memiliki tenaga lapangan yang handal yang akan membantu kita untuk menyebarkan kuesioner . Pekerjaan ini dapat pula di-outsourcing-kan kepada tim jasa olah data, atau dapat menggunakan jasa mereka untuk membantu melatih tenaga surveyor. Tujuannya agar penyebaran kuesioner atau proses wawancara dilakukan oleh tim yang memiliki kapabilitas.

Entri data dan cleaning data

Setelah kuesioner terkumpul, maka tim jasa olah data perlu melakukan entri data ke dalam komputer. Coding data ini merupakan basis data yang digunakan untuk keperluan analisis data selanjutnya. Pada proses ini perlu dilakukan cleaning data dengan tujuan untuk membersihkan data yang dapat mengganggu keseluruhan data. data yang mengganggu tersebut bisa dalam bentuk data outlier, data ekstrem, data tidak berdistribusi normal, missing data atau yang lainnya.

Analisis data responden dan analisis deskriptif

Alur penting dari proses jasa olah data adalah analisis data. tim penyedia jasa perlu memiliki pemahaman yang relevan untuk. dalam setiap kueseioner biasanya terdapat data responden. biasanya tim jasa olah data hanya mendeskripsikan kondisi demografi responden. namun sebetulnya, lebih dari itu, kita dapat mendapatkan informasi yang bermanfaat ketika dapat mengoptimalkannya seprti melakukan cross tabulation dengan variabel-variabel terkait sehingga diperoleh informasi yang berguna.

Data lain yang biasanya dideskripsikan adalah data setiap variabel. tujuannya adalah mendapatkan gambaran variabel-variabel tersebut.

Pada proses pengolahan data deskriptif, tidak deiperlukan software statistik yang canggih. Kita hanya perlu menggunakan excel untuk menghitung distribusi frekuensi atau ukuran statistik sederhana seperti rata-rata dan standar deviasi.

Analisis inferensi

Analisis data yang lebih canggih dari proses olah data adalah analisis inferensial. pada proses ini, kita melakukan analisa mendalam melalui korelasi antara beberapa variabel misalnya. mencari faktor yang menyebabkan suatu variabel meningkat atau menurun. atau melakukan peramalan terhadap kondisi di masa mendatang.

Pada analisis inferensi, kita memberlukan statistik yang lebih canggih seperti SPSS, Eviews, lisrel, amos dan software lainnya. Sehingga kadang-kadang diperlukan bantuan tim jasa olah data statistik untuk membantu peneliti. Mengingat terdapat banyak sekali metode statistik, maka kita perlu mempertimbangkan kapan metode statistik yang satu dapat digunakan dibandingkan dengan metode analisis yang lain.

Pengambilan ksimpulan

Tahap terakhir dari proses olah data statistik adalah membuat kesimpulan setelah dilakukan analisis. apakah dengan menggunakan jumlah sampel yang ada, suatu kesimpulan dapat diambil sehingga menggeneralisasi semua populasi. hasil kesimpulan yang diperoleh dapat saja sesuai dengan hipotesis atau dugaan peneliti atau sebaliknya.

Pembuatan laporan

Pembuatan laporan harus disesuaikan dengan tujuan dari penelitian dilakukan. apakah penelitian dibuat untuk kepentingan akademik atau untuk kepentingan dunia bisnis. jika untuk kepentingan akademik, maka yang harus diperhatikan adalah laporan yang dibuat harus menitikberatkan kepada temuan baru dan metode peneltiannya. Sementara jika untuk kepentingan praktis atau dunia bisnis, penulisan laporan harus mudah difahami oleh semua bagian. laporan harus memberikan solusi atas permasalahan yang ada.

Memilih metode penelitian yang sesuai

Sangat penting Anda memilih metode penelitian pendekatan yang tepat untuk skripsi /tesis Anda. Apakah anda akan memilih metode penelitian kualitatif atau kuantitatif.

Tujuan penelitian Anda akan menentukan dalam memilih metode penelitian yang akan digunakan.  Jika Anda ingin mengumpulkan data kuantitatif Anda perlu mengukur variabel dan memverifikasi teori atau hipotesis yang ada atau melalui responden. Data sering digunakan untuk mendukung hipotesis baru. Peneliti sering jauh lebih senang dengan kemampuan penelitian kuantitatif untuk memverifikasi data karena merasa aman dengan angka dan statistik.

Namun, seringkali statistik dan angka-angka bukanlah jawaban untuk memahami makna, keyakinan dan pengalaman, yang lebih baik dipahami melalui data kualitatif. Dan data kuantitatif, harus diingat, juga dikumpulkan sesuai dengan instrumen penelitian tertentu dan pertanyaan penelitian yang mendasarinya. Bahkan jenis pertanyaan yang diajukan pada dasarnya subyektif, meskipun tampaknya lebih mewakili daripada penelitian kualitatif .
Metode penelitian kuantitatif :

Instrumen Kuesioner

Kuesioner merupakan pilihan yang logis dan mudah sebagai cara untuk mengumpulkan informasi dari responden. walaupun sebenarnya agak sulit untuk merancang dan karena frekuensi penggunaannya dalam semua konteks di dunia modern, tingkat respons yang rendah hampir selalu akan menjadi masalah, kecuali jika Anda memiliki cara untuk membuat orang-orang menyelesaikan mengisi kuesioner dan tangan mereka di di tempat  dan ini tentu saja membatasi sampel Anda, berapa lama kuesioner dapat dan jenis-jenis pertanyaan yang diajukan).

Seperti wawancara, Anda dapat memutuskan untuk menggunakan pertanyaan tertutup atau terbuka , dan juga dapat menawarkan responden pertanyaan pilihan ganda untuk memilih pernyataan yang paling menggambarkan hampir respon mereka terhadap pernyataan atau item. Tata letak mereka adalah sebuah bentuk seni dalam dirinya sendiri karena kurang ditata kuesioner responden cenderung , misalnya , untuk mengulang detak mereka kotak dalam pola yang sama . Jika diberi pilihan respon pada skala 1-5 , mereka biasanya akan memilih titik tengah , dan sering cenderung kehilangan subbagian pertanyaan . Anda perlu mengambil nasihat ahli dalam mendirikan kuesioner , memastikan bahwa semua informasi tentang responden yang Anda butuhkan disertakan dan diisi , dan memastikan bahwa Anda benar-benar mendapatkan mereka kembali . Mengharapkan orang untuk membayar kembali kuesioner pos adalah kebodohan belaka , dan menyusun kuesioner benar-benar panjang juga akan menghambat tingkat respons . Anda akan perlu memastikan bahwa pertanyaan-pertanyaan yang jelas , dan bahwa Anda memiliki cara yang dapat diandalkan untuk mengumpulkan dan mengelola data . Menyiapkan kuesioner yang dapat dibaca oleh mark reader optik adalah ide yang bagus jika Anda ingin mengumpulkan sejumlah besar tanggapan dan menganalisis mereka secara statistik daripada membaca setiap kuesioner dan memasukkan data secara manual .

Penelitian Kualitatif

Hal ini dilakukan ketika kita ingin memahami makna , melihat, menggambarkan dan memahami pengalaman, ide-ide, keyakinan dan nilai-nilai. Contoh: suatu bidang studi yang akan mendapat manfaat dari penelitian kualitatif adalah bahwa gaya dan pendekatan untuk belajar belajar siswa, yang dijelaskan dan dipahami secara subjektif oleh siswa.

Metode Wawancara wawancara

Wawancara memungkinkan tatap muka diskusi dengan subyek  penelitian secara langsung. Jika Anda akan menggunakan wawancara Anda harus memutuskan apakah Anda akan mengambil catatan ( mengganggu ) , rekaman wawancara ( akurat tetapi memakan waktu ) bergantung pada memori Anda ( bodoh ) atau menulis dalam jawaban mereka ( dapat menyebabkan pertanyaan tertutup untuk waktu yang sake) . Jika Anda memutuskan untuk mewawancarai Anda akan perlu untuk menyusun jadwal wawancara pertanyaan yang dapat berupa pertanyaan tertutup atau terbuka, atau campuran ini . Pertanyaan tertutup cenderung digunakan untuk meminta dan menerima jawaban tentang fakta-fakta tetap seperti nama, nomor , dan sebagainya . Mereka tidak memerlukan spekulasi dan mereka cenderung menghasilkan jawaban singkat . Dengan pertanyaan-pertanyaan tertutup Anda bahkan bisa memberikan Anda wawancarai pilihan kecil kemungkinan jawaban dari yang untuk memilih . Jika Anda melakukan ini, Anda akan mampu mengelola data dan mengukur respon yang cukup mudah . Survei Rumah Tangga dan Sensus mengajukan pertanyaan tertutup , dan sering peneliti pasar yang menghentikan Anda di jalan lakukan juga. Anda mungkin meminta mereka untuk menunjukkan betapa benar bagi mereka pernyataan tertentu yang dirasakan , dan ini juga dapat memberikan respon baik tertutup , dan satu yang dapat dikuantifikasi ( 30 % dari mereka yang ditanya mengatakan mereka tidak pernah makan nasi , sementara 45 % mengatakan mereka melakukannya secara rutin minimal seminggu sekali … dan seterusnya ) .

Masalah dengan pertanyaan tertutup adalah bahwa mereka membatasi respon yang diwawancarai dapat memberikan dan tidak memungkinkan mereka untuk berpikir secara mendalam atau menguji perasaan mereka yang sebenarnya atau nilai-nilai .

Jika Anda mengajukan pertanyaan terbuka seperti ‘ apa yang Anda pikirkan tentang peningkatan lalu lintas ? ” Anda bisa mendapatkan jumlah yang hampir tak berujung tanggapan . Ini akan memberi Anda ide yang sangat baik dari berbagai ide dan perasaan orang , itu akan memungkinkan mereka untuk berpikir dan berbicara lebih lama dan begitu menunjukkan perasaan mereka dan pandangan yang lebih penuh. Tapi sangat sulit untuk mengukur hasil ini . Anda akan menemukan bahwa Anda akan perlu untuk membaca semua komentar melalui dan untuk mengkategorikan mereka setelah Anda menerimanya , atau hanya melaporkannya dalam keragaman mereka dan membuat pernyataan umum , atau memilih komentar tertentu jika mereka tampaknya sesuai dengan tujuan Anda . Jika Anda memutuskan untuk menggunakan wawancara :

Menggunakan metode penelitian kuantitatif dan kualitatif bersama-sama

Ini adalah pendekatan yang umum dan membantu Anda untuk ‘ triangulasi ‘ yaitu untuk mendukung satu set temuan dari salah satu metode pengumpulan data didukung oleh satu metodologi , dengan metode lain yang sangat berbeda didukung oleh metodologi lain – misalnya, Anda mungkin memberikan kuesioner ( biasanya kuantitatif ) untuk mengumpulkan data statistik tentang tanggapan , dan kemudian kembali hal ini dan penelitian secara lebih mendalam dengan mewawancarai ( biasanya kualitatif ) anggota yang dipilih dari sampel kuesioner

Apa yang dimaksud dengan Skala Interval

Skala interval adalah skala yang memenuhi skala nominal dan ordinal dan memiliki interval (jarak) tertentu. Skala interval adalah bila titik nol nya bukan benar-benar nol, atau hanya patokan saja misalnya ukuran temperatur. Temperatur 00 Celcius suatu benda bukan berarti benda tersebut tidak memiliki suhu/panas. Suhunya tentu ada yaitu 00 Celcius. Skala interval ini pada umumnya digunakan untuk mengukur objek penelitian kuantitatif yang jelas dan terukur dengan baik. Unsur objektivitas dan akurasi pengukuran lebih baik dibanding skala ordinal.

Dalam ilmu matematika biasanya data dikelompokkan menjadi dua kelompok yaitu diskrit dan kontinu, skala interval ini termasuk ke dalam skala kontinu. Untuk membedakan apakah data termasuk ke dalam skala diskrit/kategorik atau kontinu/numerik, maka peneliti dapat melakukan operasi matematis sederhana.

Ciri khas skala interval yaitu jika dilakukan operasi matematis (kali, jumlah, bagi dan kurang) hasilnya masih memiliki makna tertentu terkait dengan penelitiannya. Sebaliknya untuk skala nominal tidak dimungkinkan operasi matematika yang mempunyai makna tertentu.

Data temperatur suatu benda adalah skala interval? Ujikan apakah  data temperatur dapat dilakukan operasi matematis. Misalkan: Benda A memiliki temperatur 400C dan B bersuhu 500C. Kita dapat melakukan operasi matematis terhadap data tersebut, misalnya direratakan: 40,50C (angka ini masih memiliki makna), artinya angka 40,5 adalah suhu rerata benda A dan B.

Sekarang kita bandingkan dengan pengkodean pada data kategorik (ordinal dan nominal): Untuk Laki-laki berkode 1, sedangkan perempuan berkode 2, kemudian kita lakukan operasi  matematis yang sama seperti di atas, 1 (laki-laki) + 2 (perempuan) dibagi dengan 2 = 1,5. Menurut anda apa makna dari angka 1,5 ini?. Apakah ada jenis kelamin antara laki-laki dan perempuan?. Maka pernyataan hasil operasi matematis pada skala nominal tidak memiliki makna lagi.

Apa yang Dimaksud Skala Ordinal

Skala ordinal merupakan skala pengukuran yang digunakan dalam penelitian untuk membedakan data, sekaligus mengandung unsur pemeringkatan (ranking), derajat (degree) atau tingkatan (level) melalui penilaian tertentu. Penilaian yang dilakukan dapat mengandung unsur objektivitas maupun subjektivitas atau kombinasi keduanya. Skala ordinal sangat berguna karena mempunyai tingkatan dalam mengukur tingkat loyalitas, hubungan, kepuasan, motivasi, kualitas produk atau jasa, keberhasilan, nilai tambah dan lainnya.

Sebagai contoh, dalam penelitian atau survai manajemen dan bisnis sering digunakan pemeringkatan jawaban pada pertanyaan kusioner. Misalnya adalah sangat tidak setuju diberi kode 1 sebaliknya yang bermakna sangat setuju diberi kode 5 dan. Skala 1-5 menujukkan hirarki pendapat persetujuan dan penilaian dari responden survai terhadap sebuah pernyataan.  Jenis skala ini mengandung beberapa kelemahan, salah satunya unsur subjektivitas dari responden karena faktor rasionalitas, psikologi, sosial, politik dan pengetahuannya terhadap pertanyaan yang diajukan.

Contoh skala ordinal dalam kuesioner:

Apakah Sistem Insentif di perusahaan dapat memotivasi anda dalam bekerja?

  1. Sangat tidak setuju
  2. Tidak setuju
  3. Ragu-ragu
  4. Setuju
  5. Sangat  Setuju

skala di atas digunakan untuk mengukur tingkat persetujuan responden terhadap pertanyaan penelitian. Skala lainnya untuk mengukur sikap adalah sebagai berikut:

1. sangat baik
2. baik
4. cukup baik
5. tidak baik
6. sangat tidak baik

untuk mengukur perilaku maka skala sikap atau skala tingkat persetujuan di atas tidak lagi cocok digunakan. Berikut merupakan tingkatan skala untuk mengukur sebuah perilaku

1. Sangat sering
2. sering
3. jarang
4. kadang-kadang
5. tidak pernah

Bagaimana Menyusun Hipotesis Penelitian

Hipotesis adalah jawaban sementara penelitian inferensial yang kebenarannya harus diujikan secara empiris melalui uji statistika yang memadai. Hipotesis penelitian sangat diperlukan dalam penelitian ilmiah yang bersifat verifikatif. Sejauh mana kesalahan dalam pengambilan keputusan pada pengujian hipotesis tergantung pada kecermatan prosedur pengujian hipotesis yang dipergunakan dan kualitas data yang dianalisis. Seperti diketahui bahwa setiap pengujian hipotesis melalui statistika terkait erat dengan probabilitas yang merupakan besaran peluang terjadinya suatu peristiwa (event).

Penyusunan hipotesis penelitian melalui statistika terapan tentu saja memerlukan data yang memadai agar diperoleh hasil yang akurat dan andal. Ketersediaan data penelitian merupakan keharusan dalam pengujian hipotesis. Mengapa demikian? Karena data untuk pengujian hipotesis menunjukkan atribut dari subjek penelitian itu sendiri. Data atribut dari subjek ini dapat juga berbentuk populasi atau sampel acak (random) yang mewakili populasi tertentu. Terdapat sampel yang sama dengan karateristik populasinya, namun ada juga sampel yang karakteristiknya tidak sesuai dengan populasi tempat sampel tersebut ditarik. Hal ini dikenal dengan kekeliruan penyampelan (Naga, 2009).

Untuk mencegah kekeliruan sampling data tersebut, pengujian hipotesis statistika menggunakan silogisme. Silogisme pengujian hipotesis menguraikan prosedur pengujian hipotesis statistika yang menggunakan data sampel acak karena berhadapan dengan tak terbatasnya populasi hipotesis yang ada. Dengan demikian silogisme menghasilkan dua hipotesis: Hipotesis nol (H0) dan Hipotesis satu (H1). Kekeliruan data sampel akan menciptakan risiko kekeliruan pada pengujian hipotesisnya. Hal ini dapat kita tetapkan sesuai keinginan periset sebelum pengujian melalui tingkat signifikansi (level of significance).

Hipotesis penelitian pada umumnya dirumuskan melalui kerangka pemikiranyang cermat untuk kemudian diujikanmelalui melalui prosedur yang sesuai. Pada penelitian yang bersifat eksploratif dan deskriptif, pengujian hipotesis tidak diperlukan, karena jenis penelitian eksploratif dan deskriptif, tidak bertujuan menguji dugaan periset atau memverifikasi dugaan melaluianalisis data. Pada penelitian deskriptif peneliti hanya ingin menggambarkan suatu fenomena atau mencari tahu sesuatu dengan tidak melalui dugaan sementara.
Kegunaan hipotesis penelitian:

  • memberikan batasan serta memperkecil jangkauan penelitiandengan lebih jelas dan tegas
  • memperjelas tujuan penelitian dan pertanyaan penelitian yang harus dijawab dalam analisis
  • sebagai panduan utama dalam pengujian serta penyesuaian dengan fakta
  • agar paradigma penelitian tidak keluar dari teori atau acuan penelitian sebelumnya

Penyusunan hipotesis penelitian harus konsisten mengacu kepada rumusan masalah penelitian, tujuan penelitianatau proposisi yang telah ditetapkan pada awal penelitian. Sehingga antara judul penelitian, rumusan masalah, tujuan penelitian, paradigma pemikiran, hipotesis penelitian, rancangan analisis dan pengujianstatistikanyadalam kerangka yang konsisten, terstruktur dan sistematik. Dengan demikian, diharapkan semua hipotesis-hipotesis yang akan diujikan sesuai dengan rancangan penelitian dan dipilih melalui prosedur yang benar.

Skala Pengukuran

Seorang ilmuwan bernama Stevens menyatakan bahwa semua pengukuran dalam ilmu alam dapat dikelompokan menjadi empat kelompok yaitu skala nominal, skala ordinal, skala interval dan skala ratio.

a. Skala Nominal

Skala nominal yang sering juga disebut skala kualitatif adalah skala data yang berfungsi hanya untuk membedakan dan tidak ada tingkatan diantaranya.

b. Skala Ordinal

Skala pengukuran ordinal adalah skala kualitatif di mana data dikelompokkan menjadi orde atau tingkatan-tingkatan. Contoh yang baik untuk menggambarkan skala ordinal adalah skala likert untuk menggambarkan tingkat persepsi responden. Skala sangat setuju sampai sangat tidak setuju yang kemudian dikodekan dalam ukuran 1 sampai dengan 5 menunjukkan orde tingkatan.

c. Skala Interval

skala pengukuran interval adalah skala yang menunjukkan derajat perbedaan diantara item. Skala interval memiliki titik nol yang didefinisikan dengan bebas. sebagai contoh adalah suhu. dalam skala interval memungkinkan jarak antara angka tidak memiliki perbandingan yang sama. sebagai contoh 20 derajat celcius tidak berarti dua kali lipat panasnya dibandingkan 10 derajat celcius

d. Skala Ratio

Ciri utama dari skala ratio adalah memiliki nilai nol yang mutlak dan tidak didefinisikan secara bebas. nilai nol tersebut benar-benar nol, sebagai contoh adalah rentang usia penduduk suatu negara dari 0 sampai dengan 80 tahun. hal lainnya adalah terdapat perbandingan yang sama antara data. berat badan kelompok balita antara 0 sampai dengan 15 kg. bayi 10 kg memiliki berat dua kali lipat dibandingkan dengan bayi 5 kg. skala-skala pengukuran dalam ilmu pengetahuan alam sebagian besar adalah menggunakan skala ratio. keunggulan dari skala ratio dibandingkan interval adalah kita dapat membandingkan suatu data dengan mudah.

Metode Penelitian Kualitatif

Metode penelitian kualitatif adalah sebuah metode penelitian yang bertujuan untuk mendapatkan informasi yang mendalam mengenai sebuah subjek. Metode penelitian kualitatif tidak menekankan pada kajian deskripsi sekilas dengan jumlah sampel yang besar seperti pada metode penelitian kuantitatif. Pada penelitian kualitatif tidak ada perlakuan atau manipulasi variabel,penelitian kualitatif lebih kepada membiarkan informasi adanya dari subjek atau nara sumber. Peneliti tidak perlu melakukan kontrol terhadap subjek penelitian, misalnya dengan mengontrol usia, pendidikan, dan variabel pengganggu lainnya.

Perbedaan mendasar dari metode penelitian kualitatif dibandingkan dengan penelitian kuantitatif adalah dari pembuktiannya yang bersifat induktif. penelitian dimulai dari fenomena yang kecil yang kemudian dikembangkan menjadi lebih umum.

Metode penelitian kualitatif sering digunakan untuk meneliti hal-hal yang sulit terungkap dengan penelitian kuantitatif seperti nilai yang dianut masyarakat, motivasi terdalam yang membuat konsumen memilih produk tertentu atau alasan-alasan pemilih di suatu daerah dalam memilih calon pemimpin mereka.

Karena tujuan utama dari metode penelitian kualitatif adalah mendapatkan pemahaman melalui pengalaman, maka peneliti sering berinteraksi langsung dengan subjek penelitian. Kemampuan peneliti dalam mengumpulkan data, menggali informasi dan menginterpretasikan hasil, menjadi penentu dalam penelitian kualitatif.

Metode penelitian kualitatif memiliki metode pengumpulan data yang berbeda dengan penelitian kuantitatif. Dalam metode penelitian kualitatif, metode pengumpulan data yang biasa digunakan diantaranya adalah FGD (Focus Group Discussion), wawancara (interview), observasi dan kajian dokumen.

Metode Penelitian Kuantitatif

Metode penelitian kuantitatif adalah sebuah metode penelitian berdasarkan bukti empiris untuk melakukan investigasi fenomena sosial melalui prinsip-prinsip statistik. Tujuan dari metode penelitian kuantitatif adalah untuk mendapatkan pola atau model matematis, pembuktian teoritis dan hipotesis yang dibentuk peneliti. Proses pengukuran merupakan hal yang sangat penting dalam metode penelitian kuantitatif karena hal tersebut merupakan jembatan antara pengamatan empiris dan ekspresi matematis pada hubungan kuantitatif.

Kerangka berpikir metode penelitian kuantitatif adalah bersifat konfirmatori dan deduktif. konfirmatori maksudnya adalah mengkonfirmasi teori yang sudah ada. Pada metode penelitian kuantitatif, peneliti perlu mengumpulkan teori dari berbagai penelitian yang sudah ada kemudian mengumpulkan data dari lapangan untuk mengkonfirmasi teori tersebut. Bersifat deduktif artinya berangkat dari sesuatu yang bersifat umum. Pada metode penelitian kuantitatif, peneliti membuat hipotesis yang akan dibuktikan dengan data empiris.

Penelitian kuantitatif saat ini sudah sangat luas digunakan pada penelitian sosial, psikologi dan ilmu humaniora. Dalam bidang sosial, metode kuantitatif dapat digunakan untuk melihat pengaruh faktor-faktor yang menjadi penyebab suatu fenomena sosial. Misalnya penelitian dilakukan untuk mengetahui pengaruh jaminan sosial, upah buruh terhadap kesejahteraan buruh. variabel jaminan sosial dan upah buruh menjadi variabel penyebab meningkatnya kesejahteraan buruh. dalam bidang manajamen, metode kuantitatif dapat digunakan untuk mengukur pengaruh kompensasi dan kepemimpinan terhadap motivasi kerja karyawan.

Selain banyak digunakan dalam penelitian kausalitas seperti contoh di atas, penelitian kuantatif juga digunakan untuk membandingkan dua atau lebih fenomena dengan ukuran-ukuran statistik sebagai pembandingnya. Sebagai contoh penelitian untuk membandingkan proporsi jumlah penduduk yang masuk ke dalam kategori miskin di dua kota yang berbeda. Peneliti membandingkan ukuran statistik proporsi penduduk miskin pada dua kota yang berbeda. metode kuantitatif tepat untuk menguji tujuan perbandingan tersebut.

 

Penelitian Deskriptif

Penelitian deskriptif adalah salah satu jenis penelitian yang bertujuan untuk menggambarkan fenomena tertentu. Pada penelitian deskriptif, peneliti tidak menguji hipotesis atau membuktikan sesuatu sehingga tidak ada pertanyaan bagaimana/mengapa yang harus dijawab.

Ukuran statistik yang sering digunakan dalam penelitian deskriptif adalah distribusi frekuensi, rata-rata, median, modus, persentase, standar deviasi, range. Untuk data kategorik, ukuran statistik deskriptif yang paling cocok adalah modus, distribusi frekuensi dan range. Sedangkan untuk data yang berskala numerik, ukuran deskriptif yang paling cocok adalah mean, median dan standar deviasi.

Pada penelitian deskriptif, peneliti tidak mendesain sebuah keadaan untuk mengkondisikan subjek penelitian. Peneliti meneliti fenomena apa adanya yang terjadi dan digambarkan melalui ukuran-ukuran statistik di atas. Berbeda halnya dengan penelitian konfirmatori, dimana peneliti mendesain subjek sedemikian rupa dan mengontrol variabel-variabel yang mungkin mengganggu. Hal tersebut dilakukan untuk menghindari bias dari variabel lain yang tidak diteliti. Sebagai contoh, ketika peneliti meneliti pengaruh motivasi terhadap prestasi belajar, peneliti perlu mengontrol pengaruh kelompok kelas tertentu karena dimungkinkan prestasi siswa sangat berhubungan dengan kelas tertentu.

Penelitian deskriptif dapat dilakukan secara cross-sectional, dimana penelitian dilakukan sekali waktu. contoh penelitian deskriptif yang bersifat korelasional adalah penelitian mengenai bagaimana perilaku seks remaja di satu kota tertentu pada waktu tertentu. Penelitian deksriptif juga dapat dilakukan secara longitudinal (time series) dimana peneliti meneliti subjek dalam jangka waktu yang panjang. Contoh penelitian deksriptif yang bersifat longitudinal adalah penelitian perilaku seks remaja selama kurun waktu 10 tahun di satu kota tertentu.